Istilah
Sunda sebagai nama tempat, pertama kali disebut oleh ahli ilmu bumi
dari Yunani, Ptolemaeus dalam bukunya tahun 150 Masehi, kata Prof Dr drs
Edi Suhardi Ekadjati, dalam pidato pengukuhan dirinya selaku Guru Besar
Ilmu Sejarah di Universitas Padjadjaran, Bandung, Tahun 1995. (Prof
Edi Suhardi Ekadjati dilahirkan di Kuningan, Jawa Barat, 25 Maret 1945.
Ia, suami Hj Utin Nur Husna dan dikaruniai empat anak. Edi adalah
Sarjana Sastra Unpad (1971), kemudian melanjutkan studi di Program
Filologi untuk Sejarah, Rikjsuniver siteit, Leiden (1975), lalu meraih
Doktor di Universitas Indonesia (1979). Prof. Edi telah Meninggal pada 1
Juni 2006 akibat serangan stroke kedua yang diawali oleh serangan
jantung)
Mengutip buku Atmamihardja (1958: 8),
Ptolemaeus menyebutkan, ada tiga buah pulau yang dinamai Sunda yang
terletak di sebelah timur India.
Berdasarkan informasi itu kemudian
ahli-ahli ilmu bumi Eropa menggunakan kata Sunda untuk menamai wilayah
dan beberapa pulau di timur India, kata Edi yang kini Kepala Museum
Konferensi Asia Afika dan dosen di Unpad serta Unpar Bandung.
Dari penelurusan kepustakaan,kata Sunda
seperti dikatakan Rouffaer (1905: 16), merupakan pinjaman kata dari
kebudayaan Hindu seperti juga kata-kata Sumatera, Madura, Bali, Sumbawa
yang semuanya menunjukkan nama tempat.
Kata Sunda sendiri, kemungkinan berasal
dari akar kata “sund” atau kata “suddha” dalam bahasa Sanskerta yang
mengandung makna: bersinar, terang, putih (Williams, 1872: 1128, Eringa
1949: 289) Dalam bahasa Jawa kuno (Kawi) dan bahasa Bali pun terdapat
kata “Sunda” dengan pengertian: bersih, suci, murni, tak
bercela/bernoda, air, tumpukan, pangkat, waspada (Mardiwarsito, 1990:
569-57, Anandakusuma, 1986: 185-186; Winter, 1928: 219).
Ahli geologi Belanda RW van Bemmelen,
mengatakan, Sunda adalah suatu istilah yang digunakan untuk menamai
dataran bagian barat laut India Timur, sedangkan dataran bagian
tenggaranya dinamai Sahul, ujar Edi. Dataran Sunda dikelilingi sistem
Gunung Sunda yang melingkar (circum-Sunda Mountain System) yang
panjangnya sekitar 7000 km.
Dataran Sunda terdiri dari dua bagian
utama, yaitu bagian utara, meliputi Kepulauan Filipina dan pulau-pulau
karang sepanjang Lautan Pasifik bagian barat, serta bagian selatan yang
terbentang dari barat sampai ke timur mulai Lembah Brahm aputera di
Assam (India) hingga Maluku bagian selatan. Dataran Sunda itu bersambung
dengan kawasan sistem Gunung Himalaya di barat dan dataran Sahul di
timur, kata Edi, mengedepankan pendapat van Bemmelen (1949: 2-3).
Selanjutnya, sejumlah pulau yang kemudian
terbentuk di dataran Sunda diberi nama dengan menggunakan istilah Sunda
pula yakni Kepulauan Sunda Besar dan Kepulauan Sunda Kecil. Kepulauan
Sunda Besar ialah himpunan pulau besar yang terdiri dari Sumatera,Jawa,
Madura dan Kalimantan. Sedangkan Sunda Kecil merupakan gugusan pulau
Bali, Lombok, Sumbawa, Flores, Sumba, Timor (Bemmelen,1949:15-16).
Mengutip Gonda (1973:345-346) pada
mulanya kata “suddha” dalam bahasa Sansekerta diterapkan pada nama
sebuah gunung yang menjulang tinggi di bagian barat Pulau Jawa yang dari
jauh tampak putih karena tertutup abu asal gunung tersebut. Gunung
Sunda itu terletak di bagian barat Gunung Tangkuban Parahu. Kemudian
nama tersebut diterapkan pula pada wilayah gunung itu berada dan
penduduknya. Mungkin sekali, pemberian nama Sunda bagi wilayah bagian
barat Pulau Jawa itu diilhami oleh sebuah kota dan atau kerajaan di
India yang terletak di pesisir barat India antara kota Goa dan Karwar
(ENI, IV,1921:14-15).
No comments:
Post a Comment